Senin, 04 Januari 2010

Ribuan relawan Aksi Bersih di Danau Toba

Parapat (SIB-5 Januari 2010)
Berbagai jenis sampah di antaranya sampah plastik, pecahan botol kaca, oli kotor hingga puntung rokok kembali ditemukan di wilayah perairan kota wisata Parapat Danau Toba. Penemuan tersebut terjadi ketika ribuan relawan melakukan gerakan aksi bersih-bersih di Danau Toba, Selasa (30/12).
Keberadaan Danau Toba sering diperdebatkan oleh berbagai pihak bahkan pernah dipersepsikan sebagai “toilet raksasa”. Akan tetapi perdebatan atau persepsi negatif tentang Danau Toba ternyata mendapat sambutan dan tanggapan berbeda dari para relawan yang telah beraksi secara sukarela membersihkan perairan Danau Toba.
“Perdebatan saling menuding di antara masyarakat tentang penyebab sampah di Danau Toba sebaiknya harus segera diakhiri dan dihentikan secara bersama semua pihak baik masyarakat lokal, wisatawan, pemerintah dan seluruh stockholder yang ada harus bertanggung jawab secara bersama untuk menjaga serta melakukan pencitraan yang baik terhadap Danau Toba,”. Hal ini dijelaskan salah seorang pemerhati dan pelaku Budaya Thomson HS belum lama ini kepada Harian SIB di Parapat usai melakukan aksi bersih-bersih di Danau Toba.
Menurut Thomson HS bahwa jenis-jenis sampah yang ditemukan di Danau Toba duduga bukan saja disebabkan oleh sampah yang dihasilkan oleh masyarakat lokal saja, akan tetapi banyak pihak termasuk para wisatawan diduga pernah membuang sampah ke Danau Toba. Hal ini terbukti dari jenis-jenis sampah telah di temukan di Perairan Danau Toba,ujarnya.
Saat ini mitologi Batak di kawasan Danau Toba sudah mengalami pergeseran, perubahan telah tampak terjadi pada masyarakat sub kultur Toba, Simalungun, Karo dan sub kultur Pakpak. Bukti perubahan dapat dilihat pada tatanan pola struktur bangunan rumah yang dulunya menghadap bukit dan membelakangi danau.
Struktur bangunan rumah masyarakat di kawasan Danau Toba dulunya menghadap ke bukit dan membelakangi danau sebelumnya identik diduga sebagai salah satu faktor penyebab pencemaran ke Danau Toba, namun hasil penelitian yang dilakukan oleh budayawan muda Thomson HS menyatakan sebenarnya pola struktur bangunan rumah menghadap ke gunung dan membelakangi danau didasari oleh Mitologi Batak itu sendiri, karena di Gunung diyakini memiliki sesuatu hal yang khusus, namun saat ini Mitologi Batak tersebut sudah mengalami pergeseran dimana pola struktur rumah sudah dibangun menghadap ke Danau mengikuti sudut pandang estetika keindahan.
Perubahan atau pergeseran mitologi masyarakat di kawasan Danau Toba saat ini dapat dijadikan sebagai moment untuk melakukan penataan dan pencitraan yang baik terhadap ekosistem Danau Toba. Sebaiknya janganlagi membuang berbagai jenis sampah ke Danau Toba, ujar Thomson.(hs)

Tidak ada komentar: